Saturday, January 16, 2010

Merindu Kota Satria

Aku mati dalam rindu yang membara
Rindu hangatnya kota Satria
Dengan mendoan dan sega bandem disudut pasar wage selepas senja
Aku rindu
Mati aku dalam rindu

Ditemani Bob Marley
Aku membuka album demi album kenangan lama yang sempat menguap
Mengendus sedapnya anggur merah
Membuai kehangatan malam kampus perjuangan
Bersama Angga, Diaz , dan Henrik
Kami berdiskusi sepanjang malam
Dari soal politik, musik dan kelamin
Bahkan terkadang kami menyentil Tuhan sambil telanjang
Mati aku dalam rindu
Mati aku dibalik kelambu

Bob Marley masih bernyanyi
Jika lelah terkadang diselingi penyanyi lokal
Namun tetap reggae seperti Lodse
Mati aku dalam rindu
Ingin berdansa tanpa lantai marmer, tuxedo dan dasi kupu-kupu
Tenggelam aku dalam rindu
Mengingat Yahya bergoyang fana
Dengan rambut yang membawa petaka
Bukan untuk dirinya
Namun makhluk disekitarnya
Ampun
Aku meminta ampun
Aku tak ingin mati dalam rindu
Aku ingin rindu hidup dalam diriku


Griya Peninsula, 14 Januari 2010

No comments:

Mekar Bunga di Penghujung Musim Panas

Adakah takdir selalu konstant? Ah, tidak juga katanya? Apapun bisa terjadi, semua mungkin terjadi. Tergantung pada hubungan sebab dan akibat...