Friday, December 11, 2015

Clear Desember

Aku mendapati senja melupakan pagi. Entah, barangkali malam menjadi lebih indah kali ini. Atau barangkali aku terlalu berprasangka. Mungkin aku yang terlalu asik bergumul dengan pikiranku, dengan pertanyaan-pertanyaan, dengan amarah, dengan keingintahuan.

Senja tak lagi jingga, carut marut hari melarungkan segala asa. Kini tinggal sisa dari keikhlasan yang harus diikhlasakan. Biar berdarah-darah, ambil peduli! Kudapati senja tak lagi merindu pagi, dia merekatkan pada malam demi melupakan pagi.

No comments:

Mekar Bunga di Penghujung Musim Panas

Adakah takdir selalu konstant? Ah, tidak juga katanya? Apapun bisa terjadi, semua mungkin terjadi. Tergantung pada hubungan sebab dan akibat...