Monday, October 17, 2022

The Day After Tomorrow

Tak sadarkah kau bahwa suasana sedang tak bersahabat belakangan ini. Cuaca sangat tak menentu, langit begitu sinis, saking sinisnya dia berikan panas yang begitu terik dan hujan yang begitu deras. Parahnya, panas dan hujan berubah begitu cepat, kadang tanpa memberi ruang untuk bersiap.

Tak ubahnya dengan suasana semesta, suasana dalam hatiku juga sedang tak menentu, suka dan getir datang begitu saja. Pergi dan menyapa tanpa kenal waktu. Dua hari lalu suka begitu menguasai hari, namun sekarang, rasanya cukup getir.

Aku benci diriku jika sedang begini, benci karena terlalu mudah takluk oleh suasana dan hati. Aku benci semesta, benci karena sering kali membawa suasana yang begitu ku suka. Ah, awan mulai hitam, saat ini baru pukul 14:24, tapi aku sudah tak sabar menunggu esok. Hanya esok, entah ada apa esok namun aku ingin segera esok. Hmmm, aku berpikir suasana apa yang dibuat semesta esok hari? tak sabar, namun aku curi duga. Apakah aku lihat tawa itu? senyum itu? tawa dan senyum yang kudapati dalam sebuah perjalanan. Tawa dan senyum yang dengan sadar aku salah artikan.

Hahaha, nah kan, aku bodoh, wajar benci pada diriku, terlalu percaya diri untuk menyalah artikan tawa dan senyum yang berujung pada gesture yang cukup rumit di pahami, namun lebih mudah dianggap konyol dan memalukan.

Hari ini adalah "The day After Tomorrow" dalam versi kecilku. aku cukup bahagia karena Blog ini telah kembali, aku bisa menyimpan letupan-letupan kejadian dalam hidup. Termasuk bimbangnya suasana hati saat ini. Bimbang untuk memaknai kiasan-kiasan yang melompat-lompat di pikiran tiga hari belakangan. Ah, lagi-lagi aku benci diriku yang begini.

Well, terlepas dari itu semua, aku masih tidak sabar menunggu besok. Besok bertemu dirimu dan berharap mendapai tawa dan senyum yang sama. Pada sisi lain, aku ingin menarik kata maafku kemarin, bukan tidak mau meminta maaf atas diriku yang terlalu percaya diri menyalahartikan tawa dan senyum itu. Tapi maaf ini akan kusimpan dulu, ijin kan aku menikmati suasana ini dalam beberapa lama, maafku akan kusampaikan nanti. Jika semesta menunjukkan arti soal kiasan-kiasan yang berlompatan di pikiran ku

No comments:

12 Hari Yang Menyiksa

Hai, apa kamu pernah tersiksa dalam rindu? Rindu, iya rindu. R I N D U  Kata itu, lima huruf dengan dua frasa yang sungguh menyiksa. Apakah ...