Thursday, October 20, 2011

Sinopsis S W O T (sumpah ini iseng)

Kisah dua orang mahasiswa cukup semester dalam usaha-usahanya mencari pacar…

Tersebutlah Iis dan Pram. Hidup di lingkungan sebuah kampus ilmu sosial dan politik, dimana waktu efektif kuliah lebih sedikit ketimbang waktu senggang. Dalam 12 jam pagi sampai sore, hanya 4 jam yang di gunakan untuk kuliah (itu pun sudah paling padat). Tak heran mereka cukup cakap dalam bergaul, bergosip, berbengong-bengong, dan tentunya sering pula secara sengaja dan rutin menikmati keindahan dari Nya. Ngecengin perempuan-perempuan kece di kampus. Hanya itu yang mereka bisa, karena untuk memiliki salah satu dari keindahan tersebut merupakan hal yang sulit.

Sebetulnya kedua mahasiswa tersebut adalah mahasiswa yang cukup cerdas dan bersemangat. Bersemangat saat tahun ajaran baru, mengamati dan mengomentari perkembangan perempuan-perempuan dari tahun ke tahun. Cerdas mengimplementasikan ilmu yang mereka dapat di kelas dalam usaha mendapatkan kekasih hati.

Taat metodologi itulah prinsip mereka, karena mereka hidup di dunia kampus, dunia dimana hal-hal yang rasional dan ilmiah yang dapat di terima (seenggaknya begitulah menurut mereka). Berikut adalah metode, alat analisis, dan usaha mereka dalam mendapatkan pacar.

 Pengamatan
Dilakukan penuh semangat oleh mereka saat awal semester baru. Dimana banyak perempuan-perempuan muda yang masih segar berkeliaran di kampus (mahasiswi baru). Bangun pagi meski tak ada kuliah, berangkat ke kampus dengan dandanan dan kerapihan yang maksimal untuk sekedar tebar pesona (walaupun mereka gak punya pesona apapun).
Mengamati dengan detail tiap mahasiswi baru, dan memilah-milah mana yang bisa membuat jantung mereka bergetar. Biasanya dengan cepat mereka akan mendapatkan mahasiswi mana yang “gw banget” untuk di bawa ke forum yang lebih serius lagi. Forum diskusi dengan para akademis dan aktifis kampus untuk membuat kajian strategi yang akan mereka lakukan dalam rencana tindak lanjut.

 Kajian Strategi (SWOT)
Setelah pengamatan yang detail, Iis dan Pram akan selalu melibatkan teman-temannya dalam melakukan analisis. Menentukan strategi apa yang akan digunakan untuk mendekati sang pujaan hati. Dengan metode SWOT (Strength Weakness Opportunity Threat), metode analisis organisasi yang di terapkan dalam kehidupan pribadi. Mulai dari mencari tahu kekuatan diri sendiri, kelemahan diri sendiri, peluang yang bisa didapatkan, serta ancaman yang akan terjadi.
Dalam melakukan kajian strategi ini biasanya mereka akan dipimpin oleh salah seorang teman yang ahli dalam SWOT. Dan beberapa teman lain untuk menambah masukan-masukan. Tentu saja dalam suasana serius yang ceria di temani minuman hangat khas daerah setempat.

Kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman mereka yang hampir sama tidak menyulitkan dalam melakukan analisis. Seperti kekuatan mereka hanyalah:
• Lucu
• Mudah bergaul
• Perhatian
• Menonjol di lingkungan kegiatan dan organisasi kampus

Kelemahan mereka yang lumayan banyak dan sangat sama seperti:
• Tampang, jauh dari kesan tampan
• Kere, sering kekurangan uang, dan hobi menghutang
• Tidak punya kendaraan pribadi untuk menunjang mobilitas mereka dalam
menjalin hubungan
• Peminum (jika tidak dapat dikatakan pemabuk)
• Tidak menonjol dalam hal akademis
• Jarang mandi
• Jarang rapih,
• Sering lebay sehingga tak dapat memposisikan diri di hadapan pujaan hati
• Kurang pede, dan masih banyak lagi

Peluang mereka pun tampaknya sedikit, seperti:
• Punya banyak teman, mulai dari aktifis, akademisi, musisi, seniman, tukang
rames, tukang becak, pemuda-pemudi sekitar kampus, dan sebagainya

Ancaman mereka:
• Pengaruh zaman yang semakin modern
• Saingan yang lebih, dalam segala hal ketimbang mereka. Lebih banget malah
kekuatannya. Mulai dari fisik, harta, bahkan kepribadian yang sangat
menarik

 Proses Menjalankan Strategi yang Sudah dibahas
Karena Iis dan Pram hampir mempunyai kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang hampir sama,. Maka tidak sulit menemukan strategi untuk mereka berdua. Seperti, mereka di tuntut lebih kreatif buah dari seringnya mereka berinteraksi oleh individu-individu dari berbagai golongan. Dapat memanfaatkan banyaknya teman, seperti meminjam barang-barang yang menunjang perjuangan mereka untuk mendapatkan pacar. Minta pertolongan teman-teman ketika ‘ancaman’ mereka telah menjadi ancaman yang benar-benar mengancam keselamatan mereka.

Gaya Iis dan Pram pun tak banyak berbeda dalam menjalankan strateginya dalam mencari pacar. Ciri khas Iis adalah sering sekali salah persepsi dan salah melangkah. Iis adalah seorang aktor teater handal yang mampu membuat para perempuan menahan napas dan terkagum-kagum padanya, tapi hanya pada saat Iis sedang berada di atas panggung. Banyak perempuan yang mendekatinya, dengan maksud berteman. Hanya teman, tidak lebih. Sampai akhirnya kundur jatuh hati pada salah satu perempuan tersebut. Kita sebut saja ‘Kamboja’.

Standarlah gaya Iis dalam mendekati sang ‘Kamboja’. Sering smsan, sering bercanda, dan saling memberikan perhatian. Hampir dipastikan kundur tetap menjadi dirinya sendiri. Yang fatal adalah bahwa kundur menyukai seorang perempuan yang sudah mempunyai pacar. Kundur pun mengetahui hal itu dan memaksakan dirinya pula untuk tetap mendekati perempuan tersebut. Hasilnya, hanyalah sakit hati yg sulit terobati…anyiiiing…wasit goblog…!!! (wonge nulis dewek kie)
Lain ladang lain belalang, lain juga apa yang dialami Pram. Ketimbang Iis, Pram lebih perhitungan dalam menjalankan strategi-strategi yang telah dibuat. Tipikal Pram adalah menunggu moment. Cenderung pasif, gagap, takut, dan hanya memikirkan saja, tanpa di lanjuti tindakan konkret.

Sebut saja ‘Melati’, perempuan yang di dekati Pram adalah seorang perempuan yang lebih senang berkutat dengan kuliah., ujian, dan tugas. Sosok perempuan yang tampaknya tomboy dan berwawasan luas. Sering salah tingkah adalah hal yang pasti terjadi ketika Pram berjumpa dengan ‘Melati’, yang akhirnya malah membuat sang ‘Melati’ muak, dan ifeel. Sangat mengganggu, ketika Pram sms sang ‘Melati’. Karena saat Pram melancarkan serangan sms, rupanya sang ‘Melati’ sedang belajar untuk menghadapi cobaan hidup, yaitu ujian, atau saat Pram sms saat dia sedang mengerjakan tugas-tugasnya. Alhasil, tertutuplah pintu hati sang ‘Melati’ untuk Pram. Rasa muak tampaknya telah menguasai hati sang ‘melati’, hingga Pram pun sakit hati. Lagi… dan lagi….

 Evaluasi
Proses yang penuh canda, kebahagia, perjuangan, dan di akhiri dengan derai air mata dan hati tersayat-sayat telah di lalui Iis dan Pram. Kegagalan adalah hasil akhir yang diperoleh mahasiswa cukup umur ini. kembalilah mereka berdua pada kenyataan bahwa akhirnya mereka tetap sendiri. Evaluasinya:
1. Iis dan Pram kurang percaya diri. Mereka berdua cenderung selalu melupakan bahwa sebetulnya mereka memiliki kemampuan yang bisa di tonjolkan untuk memikat hati para perempuan.
2. Tidak dapat menguasai emosi diri sendiri. Alhasil mereka malah di mainkan emosinya oleh para perempuan yang mereka dekati. Seperti uringa-uringan kalau smsnya tak di balas, dan akhirnya mereka memaksa untuk sms, dan tenyata waktunya tidak tepat.
3. Bahasa verbal dan bahasa tubuh mereka sering kelewatan, akhirnya membuat perempuan yang di dekati merasa muak alias ilfeel.
4. Terlalu takut kehilangan, padahal perempuan tak cuma dia masih ada dua milyar dua puluh satu. Akhirnya mereka tak dapat berpikir jernih seperti saat di forum diskusi. Karena perasaan itu, mereka secara tidak sadar salah menerapkan strategi yang telah dibuat kawan-kawannya.
5. Mempertanyakan kembali, apakah sebetulnya hal-hal yang logis dan ilmiah tidak dapat di masukan kedalam hubungan yang bersifat rasa.
Inilah sekelumit cerita perjalanan dua anak manusia yang coba menerapkan ilmu pengetahuan yang bersifat rasional dan penuh perhitungan, kedalam kehidupan pribadi yang penuh rasa dan perasaan.

“mencintai adalah sesuatu yang tidak sulit tapi merasakan cinta adalah hal yang tersulit dalam hidup ini”


SEKIAN…..dan SALAM OLAHRAGA…..!!!!





NB: demikian adalah coretan iseng bersama dua orang teman saat kuliah. Ini saya temukan disalah satu folder di Netbook saya. Entah kenapa ingin saya publikasikan. Barangkali saya ingin beromantisme saja.

No comments:

12 Hari Yang Menyiksa

Hai, apa kamu pernah tersiksa dalam rindu? Rindu, iya rindu. R I N D U  Kata itu, lima huruf dengan dua frasa yang sungguh menyiksa. Apakah ...